Friday, November 28, 2008
dimana demokrasi??
Tuesday, November 25, 2008
Friday, November 21, 2008
Seni Musik Dayak
Suku Dayak memiliki bermacam-macam alat musik, baik berupa alat musik petik, pukul dan tiup. Dalam kehidupan sehari-hari suku di pedalaman ini, musik juga merupakan sarana yang tidak kalah pentingnya untuk penyampaian maksud-maksud serta puja dan puji kepada yang berkuasa, baik terhadap roh-roh maupun manusia biasa. Selain itu musik alat-alat musik ini digunakan untuk mengiringi bermacam-macam tarian.
Seperti halnya dalam seni tari, pada seni musik pun mereka memiliki beberapa bentuk ritme, serta lagu-lagu tertentu untuk mengiringi suatu tarian dan upacara-upacara tertentu. Masing-masing suku memiliki kekhasannya sendiri-sendiri.
Neraka Stalingrad
Schindler's List
Wednesday, November 19, 2008
Hobi Ikebana
Merangkai bunga merupakan kegiatan yang digemari oleh banyak kebudayaan di dunia. Ada dua macam gaya merangkai bunga di dunia. Pertama oksidental atau seni merangkai bunga dari Barat (Eropa) dan kedua oriental, yang salah satunya adalah ikebana. Kedua aliran ini dalam perjalanannya ternyata saling mempengaruhi. Tapi ciri khas yang menonjol dari ikebana adalah sederhana namun nyeni.
Ikebana adalah seni merangkai secara indah dari tangkai, daun dan bunga di dalam berbagai bejana. Seni merangkai ini sudah berkembang selama tujuh abad di Jepang. Seni ini bertumpu pada teknik mengikat rangkaian yang digunakan. Berbagai cara menempatkan dan menyantolkan masing-masing tangkai, daun dan bunga yang dipelajari dalam kelas ikebana yang tersebar di seluruh dunia.
Dalam pakemnya memang ikebana mengacu pada kesederhanaan, keindahan, materi, warna, dan bentuk. Tampaknya sederhana, namun jelimet juga ilmunya. Tapi bisa dipelajari, mulai tingkat dasar yang lamanya sekitar 4 bulan hingga tingkat lanjut. Pendalaman seperti ini membutuhkan tiga sampai empat tahun dalam menekuni seni ikebana. Bahkan jika ingin sampai tingkat pengajar (richi), harus ke Jepang. Dan di sana karena banyak sumber yang harus dipelajari, bisa sampai taraf akademi bahkan profesor.
Perkembangan selama tujuh abad telah membentuk berbagai aliran dalam ikebana. Beberapa yang umum dikenal adalah rikka di mana bunga ditegakkan, kemudian seika atau shoka yang berarti bunga hidup, selanjutnya nageire di mana bunga ditebarkan pada bejana berbentuk bulat, dan moribana di mana bunga ditumpuk dengan menggunakan bejana datar.
Beberapa aliran mengadopsi gaya oksidental atau Eropa dalam karya rangkaian mereka. Pada dasarnya seni merangkai Eropa adalah menumpuk lapisan demi lapisan bunga dalam karyanya. Sedangkan ikebana mengupayakan keselarasan antara bunga dan bejana yang digunakan. Kuncinya ikebana adalah menggunakan sedikit mungkin tangkai dan bunga agar mengutamakan keindahan bunga. Di antara aliran ikebana yang mengadopsi gaya Eropa adalah gaya hanaisho yang juga dikenal sebagai Aliran Ohara. Pada aliran ini juga tidak dihasilkan susunan bunga yang tebal sebagaimana gaya oksidental. Tujuannya menghasilkan keselarasan antara elemen yang digunakan.
Penemuan Planet Baru
Artist's rendition of atmosphere around planet |
Sejak pertengahan tahun 1990an, para ahli astronomi telah menemukan lebih dari 170 planet yang mengorbit bintang-bintang di luar tata surya kita. Tetapi planet terbaru yang ditemukan di pusat bimasakti kita ini berbeda, dan membuat para pakar yakin bahwa mungkin banyak bumi lain di luar sana.
Sebegitu jauh, sebagian besar planet yang ditemukan di sekitar bintang yang normal adalah planet raksasa berisi gas seperti Saturnus dan Jupiter, beberapa planet sebesar bumi yang diduga berbatu-batu telah ditemukan, tetapi mereka mengorbit bintang-bintang mati yang disebut bintang neutron. Sebegitu jauh, hanya satu planet berbatu yang ditemukan mengorbit bintang biasa, tetapi besarnya tujuh setengah kali lebih besar daripada bumi. Dan lagi, semua planet yang ditemukan belum lama ini letaknya terlalu dekat dengan bintang untuk dapat dihuni kehidupan.
New planet - by artist Trent Schindler at the National Science Foundation |
Salah satu penemu planet itu, David Bennett dari Universitas Notre Dame di Indiana mengatakan, itu berarti bahwa letaknya di luar zone yang dapat dihunin kehidupan, karena suhu permukannya 220 derajat di bawah nol Celcius. Namun, katanya, ini lebih menarik daripada planet-planet yang bersuhu tinggi di luar tata surya kita.
Pada dasarnya, tambah David Bennet, “Kami menyatakan telah membuka sebuah jendela baru, dan kami mendekati planet-planet yang mirip bumi, meskipun kami lebih memperhatikan planet-planet yang suhunya lebih rendah daripada bumi.”
Cara baru itu menggunakan fenomena alam yang disebut microlensing. Dengan teknik ini, cahaya dari bintang yang jauh diperbesar oleh gravitasi bintang di dekatnya, seperti cahaya lampu sorot yang melewati kaca pembesar. Kalau suatu planet mengorbit bintang yang ada di latar belakang, gravitasinya dapat meningkatkan kecerahan cahanya.
Pakar astronomi Prancis Jean Pierre Beaulieu dari Lembaga Astrofisika di Paris terkejut melihat besarnya peningkatan kecerahan cahaya ini: “Tadinya kami duga bahwa bintang ini lebih pudar daripada yang kami amati. Jadi kami memutuskan untuk melakukan pengukuran lagi, dan pada pengukurna kedua, bintang ini lebih terang. Kami sangat bersemangat karena inilah yang sudah kami cari sejak lama.”
Para periset mengatakan, kelebihan microlensing adalah teknik itu dapat mendeteksi planet-planet bermassa rendah. Tentu saja teknik ini dapat mengamati bintang-bintang besar seperti Jupiter secara lebih mudah, tetapi sebegitu jauh baru menemukan dua. David Bennett mengatakan, kalau bintang-bintang besar jumlahnya lebih banyak di alam semesta, microlensing tentunya akan menemukan lebih banyak lagi. David Bennett dan rekan-rekannya yang melaporkan penemuan ini dalam jurnal Nature mengatakan, microlensing kemungkinan besar akan menemukan planet-planet bermassa rendah lebih banyak, dalam bulan-bulan mendatang.
Michael Turner dari Yayasan Sains Nasional Amerika yang membantu pendanaan riset ini mengatakan, penemuan ini adalah terobosan penting dalam usaha menemukan jawaban atas pertanyaan “Apakah ada mahluk lain di alam semesta ini, selain di bumi?.”
Dengan ditemukannya lebih dari 170 planet di luar tata surya selama 11 tahun terakhir ini, tambahnya, petualangan untuk mencari jawaban atas pertanyaan itu telah dimulai. (adaptasi: Djoko Santoso)